Sabtu, 22 September 2012

KLEPTOKRASI

Kleptokrasi diartikan sebagai korupsi tingkat tinggi (heavy corruption). Kleptokrasi merupakan peningkatan dari istilah kleptomani yang berarti kebiasaan mencuri dari seseorang yang tidak dilakukan untuk pencaharian, semacam gangguan psikologis yang relatif menetap. Pelakunya adalah orang-orang yang tidak mengalami kesulitan ekonomi, bahkan tidak jarang adalah orang yang dikenal publik, seperti pesohor. Indonesia saat ini dapat dikatakan memiliki ciri dari kleptokrasi, karena korupsi yang semakin parah dan terjadi disegala sektor kehidupan, keadaan ini menjadi tidak mudah untuk ditanggulangi. Ciri dari negara kleptokrasi antara lain adalah tingkat korupsi yang dilakukan oleh birokrasi sangat tinggi. Birokrasi dalam arti eksekutif, legislatif dan yudikatif. Negara kleptokrasi pada umumnya mengandalkan pembiayaan negara pada sumber daya alam yang dieksploitasi secara tidak terkendali, lebih memakmurkan birokrat yang korup dan korupsi mitranya daripada kemakmuran rakyatnya.
Bentuk kleptokrasi ini merupakan pola white collar crime di Indonesia, yaitu tindakan memperoleh keuntungan melalui korupsi sebagai tujuan organisasi korporasi, dapat terlaksana akibat permufakatan jahat antara korporasi dengan birokrat yang korup pula (Weber), kelompok pelaku kejahatan ini sulit dideteksi, dan tidak pernah merasa dirinya salah. Data menunjukan white collar crime di Indonesia dilakukan oleh korporasi dan birokrat, yang semakin beraneka ragam. Dalam kriminologi korupsi termasuk dalam lingkup white collar crime dan disebut kejahatan kontemporer, merupakan bentuk-bentuk tindakan sesungguhnya jauh lebih merugikan masyarakat dibandingkan kejahatan konvensional, pelakunya dapat menikmati kemakmuran yang didapat secara tidak sah tanpa diketahui secara kasat mata oleh masyarakat umum atau penegak hukum, oleh Sutherland white collar crime digunakan sebagai sebutan terhadap orang yang mempunyai status sosial tinggi yang melakukan pelanggaran hukum dalam jabatan pekerjaanya yang sah, kata white collar  merupakan penanda status pekerjaan yang terhormat lawan kata blue collar penanda status pekerjaan tukang.
Faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia lahan kondusif yaitu bisa dilihat dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia, yaitu : konsep keluarga dalam tatanan sosial di Indonesia, tidak rasionalnya kebijakan upah yang melihat pada aspek status orang atau pekerjaannya daripada `spek fungsi dari pekerjaan, tradisi memberikan hadiah, serta kegiatan birokrasi pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk proyek.
sumber : Muhammad Mustofa, 2010, Kleptokrasi, Prenada Media, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar