Minggu, 14 April 2013

ORGANISASI DALAM BEBERAPA TEORI


Teori klasik
Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
1.  Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2.  Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi, dan partisipannya.
3.  Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
4.  Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
5.  Koordinasi dan kontrol paling baik melalui praktik otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
6.  Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
7.  Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali (Bolman,1998).
Ahli-ahli teori klasik cenderung melihat organisasi sebagai sistem yang tertutup secara relatif, dalam mengejar tujuan-tujuan yang telah dinyatakan. Dibawah kondisi tersebut organisasi dapat bekerja secara rasional dengan tingkat kepastian dan kemampuan memperkirakan.
Teori Hubungan Manusia                  
          Manusia sebagai anggota organisasi adalah merupakan inti organisasi sosial. Manusia terlibat dalam tingkah laku organisasi. Misalnya anggota organisasi yang memutuskan apa peranan yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Tanpa manusia organisasi tidak akan ada. Oleh karena itu, faktor manusia dalam organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti halnya dengan teori klasik.
          Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi.
          Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1930-an yang dipelopori oleh Barnard 1938, Mayo 1933, Roethlisherger dan Dichson 1939. Inilah permulaan teori hubungan manusia menolak prinsip teori struktural klasik dan menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak sensitif terhadap kebutuhan sosial anggota organisasi.
Teori Sistem Sosial
a.    Organisasi sebagai Suatu Sistem Sosial
Pendekatan sistem sosial terhadap tingkah laku organisasi adalah suatu perspektif yang komprehensif, multidimensional, dan deskriptif mengenai organisasi. Ahli-ahli teori sistem mengemukakan bahwa semua kesatuan yang terorganisir memperlihatkan satu set pola dan sifat yang sama. Teori sistem berkembang sebagai suatu alat untuk menguraikan sifat-sifat dan pola-pola yang menjadikan organisasi terjadi.
Teori sistem memberikan suatu model deskripsi yang sangat kuat mengenai proses organisasi. Teori ini mempunyai banyak implikasi dan telah digunakan untuk mendeskripsikan fenomena organisasi dalam konteksnya sendiri. Misalnya dalam ilmu sosial dan ekonomi Boulding (Kreps, 1986) mendeskripsikan pengaruh bermacam-macam keadaan sosial dan lingkungan kepada ekonomi dan struktur sosial.
b.    Teori Sistem Umum Organisasi
Teori sistem yang umum mengatakan bahwa organisasi sebagai suatu set bagian-bagian yang kompleks yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuannya. Beberapa komponen kunci yang membangun organisasi adalah individu yang menjadi anggota organisasi, struktur dan kelompok fungsional, teknologi dan perlengkapan organisasi. Semua bagian sistem tergantung kepada bagian lainnya dalam aktivitas organisasi. Suatu perubahan atau pengaruh pada suatu komponen akan mempengaruhi kepada komponen sistem yang lainnya.
Komunikasi terjadi pada bermacam-macam tingkat dari sistem, ada komunikasi dalam tiap bagian; ada komunikasi di antara sistem dan lingkungannya. Komunikasi ini menjadikan bagian-bagian yang berbeda dari sistem mengkoordinasi aktivitas mereka. Misalnya, di dalam suatu perusahaan yang memproduksi barang, ada bagian penjualan dan ada bagian produksi sebagai dua subunit organisasi yang saling berhubungan. Kedua bagian ini harus mengkoordinasi usaha mereka. Jika bagian penjualan menjanjikan 200 barang untuk langganannya dan bagian produksi hanya membuat 100 barang, maka akan terjadi masalah dalam organisasi. Melalui komunikasi di antara bagian, dua bagian yang saling berhubungan ini dapat membagi informasi yang relevan dan mengkoordinasikan aktivitas mereka. Subunit dari organisasi harus menjaga keseimbangan homeostatic satu dengan yang lainnya untuk menjadikan penampilan mereka yang tepat dengan fungsi organisasi.
Teori Politik
          Ahli-ahli teori politik melihat kekuasaan (power), konflik dan distribusi dari sumber-sumber yang langka sebagai pokok permasalahan pada organisasi. Dengan kata-kata lain mereka memandang organisasi sebagai arena politik yang hidup, yang berisi suatu variasi kompleks dari kepentingan individu dan kelompok. Preposisi dari perspektif politik menurut Bolman (1988) adalah sebagai berikut :
a.    Kebanyakan dari keputusan-keputusan penting dalam organisasi mencakup alokasi sumber-sumber yang langka.
b.    Organisasi adalah komposisi gabungan dari sejumlah kepentingan individu dan kelompok.
c.    Kepentingan individu dan kelompok berbeda-beda dalam nilai-nilai mereka, kesukaan, kepercayaan, informasi dan persepsi mengenai realitas.
d.    Tujuan-tujuan dan keputusan organisasi timbul dari proses perundingan, negosiasi dan merebut posisi di antara individu dan kelompok.
e.    Karena langkanya sumber-sumber dan adanya perbedaan yang abadi, kekuasaan dan konflik merupakan pusat kehidupan organisasi.
Teori Simbolis
Perspektif teori simbolis didasarkan pada satu seri asumsi mengenai hakikat organisasi dan tingkah laku manusia.
a.    Apa yang paling penting mengenai suatu kejadian adalah bukan apa yang terjadi tetapi arti dari apa yang terjadi.
b.    Arti dari suatu kejadian tidak ditentukan secara sederhana dari apa yang terjadi tetapi cara-cara manusia menginterpretasikan apa yang terjadi.
c.    Banyak kejadian-kejadian dan proses yang paling penting dalam organisasi pada dasarnya meragukan dan tidak pasti. Seringkali sulit atau tidak mungkin untuk mengetahui apa yang terjadi, bagaimana hal itu terjadi atau apa yang terjadi berikutnya.
d.    Keragu-raguan dan ketidakpastian meruntuhkan pendekatan rasional menganalisis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e.    Bila menghadapi ketidakpastian dan keragu-raguan, manusia menciptakan simbol-simbol untuk mengurangi keragu-raguan, menghilangkan kebingungan, menambah untuk dapat memprediksi dan untuk memberi arah.