Sabtu, 31 Agustus 2013

MENU SAMBAL KHAS BIMA DI SAMBAL JINGKRAK (KOTA MALANG)

    Orang Manado mengenalnya dengan nama Sambal Dabu-Dabu, jika di Bima beragam orang menyebutnya dengan menggunakan bahasa Bima, ada yang bilang "doco" sambal tomat atau nama lainnya. Sambal Tomat khas Bima tidak jauh berbeda dengan Sambal Dabu-dabu, bahan dasarnya secara umum sama yaitu bahan dasar yang segar seperti tomat, timun, kemangi, bawang merah, terong kecil. Penambahan atau pengurangannya disesuaikan dengan selera. Jika di Bima, Sambal Tomat kadang ditambah dengan pisang yang masih kecil. 
     Selain Sambal Tomat, orang Bima terbiasa menyantap lauk dengan Sambal Bawang dengan menggunakan bawang merah, jika di Jawa Sambal Bawang di konotasikan dengan Sambal Bawang Putih. Di Bima Sambal Bawang menggunakan bawang merah segar dengan cabe dan ditambahkan dengan perasan Jeruk nipis, yang di daerah Bali di kenal dengan Sambal Matah. Sambal Matah sangat cocok disantap dengan ikan bakar segar.
     Bagi yang tinggal di Kota Malang, atau yang mengunjungi Kota Malang, tidak usah jauh-jauh mencicipi cita rasa Sambal segar ini, bisa mencoba menu Sambal Tomat dan Sambal Bawang Segar khas Bima di rumah makan Sambal Jingkrak yang beralamat di Jalan Sunan Kalijaga Ruko No.3 Kav.3, di daerah belakang kampus UIN Malang. Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi nomor telepon 085237711461, Pin BB 29672185 atau kunjungi twitter @SambalJingkrak.

Selasa, 27 Agustus 2013

KAROMBO (GUA) WERA

        Sebelah timur kota Bima, kira-kira 3 jam perjalanan, atau sebelah timur terminal Wera kira-kira 30 menit waktu tempuh, terdapat Gua, yang biasa masyarakat Bima menyebutnya "Karombo Wera". Karombo merupakan bahasa Bima dari Gua, sedangkan Wera merupakan nama kecematan yang merupakan bagian dari kabupaten Bima. Tidak banyak memang pengunjung "Karombo Wera" ini, akses transportasi yaitu jalan yang rusak merupakan alasannya, namun apabila anda ingin mengunjunginya disarankan untuk menggunakan kendaraan yang cocok untuk medan yang dipenuhi duri-duri,dan jalan yang tidak di aspal kira-kira 5 kilometer. apabila anda sempat mengunjunginya, rasa lelah dan panas akan terobati oleh pemandangan yang luar biasa, Gunung Sangiang yang menjulang tinggi, anda akan melihatnya lebih dekat, garis pantai yang begitu indah di hiasi oleh batu karang di beberapa titik bibir pantai, dan tentunya anda harus masuk kedalam Gua, namun anda harus menyediakan obor atau alat penerangan lain, karena akan gelap dan tidak terlihat apa-apa jika anda tidak membawanya.
      Untuk lebih aman dan tidak tersesat anda harus ditemani oleh pemandu yang mengerti Gua ini, karena didalam Gua ini terdapat lorong jalan yang banyak, anda harus sering merangkak didalam gua ini, anda akan sulit menemukan jalan keluar jika tidak ditemani oleh pemandu, namun tidak perlu pemandu apabila anda punya nyali dan menyukai tantangan. Memasuki Gua, anda harus merangkak di pintu masuk kira-kira 5 meter, setelah itu anda akan melihat lorong yang besar didalam, di ujung lorong terdapat banyak jalan, disinilah tantangannya dimulai, apabila anda tepat memilih jalan maka anda bisa menemukan dan mencicipi air berasa asin,pahit,pedas di langit-langit Gua.
       Saya sendiri baru sempat mengunjungi Gua ini beberapa bulan lalu, namun tidak ada dokumentasi didalam Gua, karena akan sulit apabila membawa alat komunikasi atau barang elektronik lainnya, kondisi di beberapa titik Gua dipenuhi oleh air dan akan sulit apabila membawa barang karena harus merangkak berkali-kali dalam Gua. di bawah ini ada beberapa dokumentasi saya di lokasi sekitar Gua.