Tampilkan postingan dengan label wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wisata. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Agustus 2013

KAROMBO (GUA) WERA

        Sebelah timur kota Bima, kira-kira 3 jam perjalanan, atau sebelah timur terminal Wera kira-kira 30 menit waktu tempuh, terdapat Gua, yang biasa masyarakat Bima menyebutnya "Karombo Wera". Karombo merupakan bahasa Bima dari Gua, sedangkan Wera merupakan nama kecematan yang merupakan bagian dari kabupaten Bima. Tidak banyak memang pengunjung "Karombo Wera" ini, akses transportasi yaitu jalan yang rusak merupakan alasannya, namun apabila anda ingin mengunjunginya disarankan untuk menggunakan kendaraan yang cocok untuk medan yang dipenuhi duri-duri,dan jalan yang tidak di aspal kira-kira 5 kilometer. apabila anda sempat mengunjunginya, rasa lelah dan panas akan terobati oleh pemandangan yang luar biasa, Gunung Sangiang yang menjulang tinggi, anda akan melihatnya lebih dekat, garis pantai yang begitu indah di hiasi oleh batu karang di beberapa titik bibir pantai, dan tentunya anda harus masuk kedalam Gua, namun anda harus menyediakan obor atau alat penerangan lain, karena akan gelap dan tidak terlihat apa-apa jika anda tidak membawanya.
      Untuk lebih aman dan tidak tersesat anda harus ditemani oleh pemandu yang mengerti Gua ini, karena didalam Gua ini terdapat lorong jalan yang banyak, anda harus sering merangkak didalam gua ini, anda akan sulit menemukan jalan keluar jika tidak ditemani oleh pemandu, namun tidak perlu pemandu apabila anda punya nyali dan menyukai tantangan. Memasuki Gua, anda harus merangkak di pintu masuk kira-kira 5 meter, setelah itu anda akan melihat lorong yang besar didalam, di ujung lorong terdapat banyak jalan, disinilah tantangannya dimulai, apabila anda tepat memilih jalan maka anda bisa menemukan dan mencicipi air berasa asin,pahit,pedas di langit-langit Gua.
       Saya sendiri baru sempat mengunjungi Gua ini beberapa bulan lalu, namun tidak ada dokumentasi didalam Gua, karena akan sulit apabila membawa alat komunikasi atau barang elektronik lainnya, kondisi di beberapa titik Gua dipenuhi oleh air dan akan sulit apabila membawa barang karena harus merangkak berkali-kali dalam Gua. di bawah ini ada beberapa dokumentasi saya di lokasi sekitar Gua.



Jumat, 23 September 2011

WISATA BIMA - POTRET KECIL PANTAI OI FANDA AMBALAWI

       Pantai Oi Fanda terletak di kec. Ambalawi kab. Bima, Nusa Tenggara Barat, dapat ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota Bima. Orang luar sulit menemukan pantai ini, sehingga tidak banyak yang tahu pantai ini, bahkan orang asli Bima sendiri asing dengan pantai ini. Jalan menuju pantai ini jalan yang menembus Desa Kolo. Lokasi pantai yang sedikit masuk kedalam dari jalan umum, dan jalan yang rusak membuat pantai ini jarang dikunjungi, praktis yang tahu hanyalah masyarakat sekitar. Keistimewaan pantai ini adalah pantainya yang bersih, bisa anda lihat dibawah ini.....





Bagi para pengunjung yang berminat mengelilingi pantai atau sekedar menikmati keindahan pantai yang masih alami tersedia perahu nelayan untuk disewa.




Kamis, 31 Maret 2011

SOP ASAM AYAM "SARONCO JANGA" KHAS BIMA


     
     Tidak banyak yang tahu bahwa Bima memiliki kuliner “Sop Asam Ayam” atau “Saronco   Janga”, bahkan untuk penduduk asli Bima mungkin masih merasa asing, pada umumnya Saronco menggunakan Ikan laut segar. “Sop Asam Ayam” merupakan masakan yang biasa di olah oleh penduduk yang menempati wilayah Wera, Sape, Ngali dan beberapa wilayah di kabupaten Bima. Dalam bahasa Bima penduduk biasa menyebutnya “Saronco Janga”. Masakan Bima pada umumnya memang sangat menyukai rasa asam, sudah menjadi ciri khas, berbagai macam olahan makanan didominasi oleh rasa asam. Berbeda pula dengan rasa asam orang Jawa, karena rasa asam Bima sangat tajam. Masakan Sop Asam Bima ini sangat unik, Ayam yang dipakai biasanya adalah Ayam Kampung, yang rasa dagingnya tidak diragukan lagi. Sop Asam Ayam ini sesuai namanya bercita rasa asam, dengan menggunakan asam asli Bima yang memiliki rasa lebih asam ddibandingkan dengan daerah lain ditanah air. Dipadu dengan rempah kunyit, bawang putih, bawang merah, jahe, merica, juga di ditambah dengan tomat dan cabe. Paduan rempah dan rasa asamnya yang dominan membuat kuliner ini mengejutkan lidah, rasa segar dengan daging ayam kampung yang lembut, meningkatkan selera makan.

SATE REMBIGE DAN BEBALUNG KHAS LOMBOK


Nama Sate Rembige merupakan nama yang di ambil dari nama desa Rembige di Kota Mataram, dekat dengan bandara lama Selaparang, sate ini berbeda dengan sate pada umumnya, sate ini tidak seperti Sate Bulayak atau seperti Sate Madura yang diberi bumbu setelah dibakar, namun sudah diberi bumbu sebelum proses pematangan, sehingga bumbunya lebih menyatu dan meresap kedalam daging, perbedaannya dengan kuliner Lombok lainnya juga adalah rasa sate ini lebih dominan manis, dengan tidak menghilangkan rasa gurih dan pedasnya. Sate Rembige yang terkenal adalah Sate Rembige Ibu Sunasiah, juga ada sate sejenis di daerah Rembige. Selain sate, di warung yang pernah di kunjungi pak Bondan "maknyus" ini juga menyediakan Bebalung khas Lombok. Bebalung adalah masakan yang juga sangat digemari, kuliner ini sejenis Soto Daging atau Gulai kambing, tetapi rasa kuah dan bentuknya lebih mendekati Soto Daging. Bebalung terdiri dari daging, tulang belulang atau iga, rasa kuahnya gurih, sangat pas disantap dengan Sate Rembige.

SATE BULAYAK KHAS LOMBOK

Selain kekayaan alamnya, Lombok memiliki kuliner khas yang unik dan sudah dikenal di nusantara. Plecing kangkung dan Ayam Taliwang merupakan kuliner yang menjadi ikon pulau Lombok. Namun, selain itu Lombok masih memiliki banyak kuliner yang tentunya tidak kalah enak, salah satunya adalah Sate Bulayak. Kuliner Lombok memiliki ciri khas pedas, sesuai nama pulaunya, memang masyarakat Lombok sangat menyukai rasa pedas, sepertinya masakan tidak sah jika rasanya tidak pedas.
Sate Bulayak berasal dari daerah Narmada di Lombok, daerah dipinggir Kota Mataram. Sate ini mirip dengan sate padang, dengan bumbu yang sedikit encer dan kaya akan rempah, rasanya mirip dengan bumbu kari. Sate Bulayak terbuat dari daging sapi atau jeroan yang dilumuri bumbu disantap bersama lontong (bahasa lombok/sasak:bulayak) dibungkus dengan daun  aren atau daun enau semacam ketuapat tetapi berbeda bentuk. Bulayak bentuknya memanjang seperti spiral sehingga membukanya harus dengan gerakan memutar. Bulayak jauh lebih lembut dan gurih ketimbang lontong maupun ketupat. Daun aren-lah yang membuat aroma dan rasa Bulayak menjadi sedap dan membedakan dengan lontong dan ketupat. Sate Bulayak saat ini sudah banyak ditemui di pulau Lombok terutama tempat wisata, semula hanya terdapat di daerah Narmada, saat ini bisa ditemui sepanjang jalan Udayana,  dan Taman Adipura Kota Mataram, halaman Pura Lingsar,  Taman Narmada, Taman Suranadi, Makam Loang Baloq hingga di beberapa sudut Pantai Senggigi.